TEMPO Interaktif, Padang:Sebanyak 12 rumah di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, roboh akibat gempa berkekuatan 7,2 skala Richter (SR) yang terjadi kemarin dan gempa 7 SR yang terjadi tadi pagi (26/2).
Sekretaris Kecamatan Pagai Utara Selatan Frans Karel mengatakan, selain 12 rumah di Sikakap itu, dua bangunan SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan di Sikakap rusak berat dan satu lagi retak-retak.
“Dua lokal sekolah tersebut juga sudah retak akibat gempa September 2007, lalu akibat gempa kemarin dan pagi tadi dinding yang retak langsung roboh,” kata Frans.
Sejak Sabtu (23/2) lalu, kata Frans, warga sudah melakukan ronda malam karena gempa sering terjadi. “Setiap kali gempanya besar, kami langsung naik ke bukit karena takut tsunami, tapi setelah itu kami kembali lagi ke rumah,” katanya.
Gempa 7,0 SR yang terjadi pukul 04.02 WIB tadi membuat warga di Pagai kembali panik. Marni, warga Sikakap, mengatakan gempa menyebabkan keluarganya kembali berlarian menjauhi bangunan.
“Barang-barang pecah-belah di rumah hancur semua, piring, foto-foto berjatuhan di dinding, saya sampai tidak bisa berdiri. Tetapi, tidak ada yang luka, karena keluarga kami malam tadi tidur di halaman rumah. Kami sudah peka dengan gempa," ujarnya.
Kekuatan gempa yang dirasakan, menurut Marni, cukup besar. Sepeda motor yang ada dalam rumah langsung terjatuh. Begitu juga isi lemari. “Sejak kemarin sudah 11 kali kami merasakan gempa dan yang paling kuat yang pukul 4 pagi tadi,” katanya.
Hingga kini ribuan warga Pulau Pagai mengungsi di tempat-tempat pengungsian yang jauh dari pantai.
Febrianti
Sekretaris Kecamatan Pagai Utara Selatan Frans Karel mengatakan, selain 12 rumah di Sikakap itu, dua bangunan SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan di Sikakap rusak berat dan satu lagi retak-retak.
“Dua lokal sekolah tersebut juga sudah retak akibat gempa September 2007, lalu akibat gempa kemarin dan pagi tadi dinding yang retak langsung roboh,” kata Frans.
Sejak Sabtu (23/2) lalu, kata Frans, warga sudah melakukan ronda malam karena gempa sering terjadi. “Setiap kali gempanya besar, kami langsung naik ke bukit karena takut tsunami, tapi setelah itu kami kembali lagi ke rumah,” katanya.
Gempa 7,0 SR yang terjadi pukul 04.02 WIB tadi membuat warga di Pagai kembali panik. Marni, warga Sikakap, mengatakan gempa menyebabkan keluarganya kembali berlarian menjauhi bangunan.
“Barang-barang pecah-belah di rumah hancur semua, piring, foto-foto berjatuhan di dinding, saya sampai tidak bisa berdiri. Tetapi, tidak ada yang luka, karena keluarga kami malam tadi tidur di halaman rumah. Kami sudah peka dengan gempa," ujarnya.
Kekuatan gempa yang dirasakan, menurut Marni, cukup besar. Sepeda motor yang ada dalam rumah langsung terjatuh. Begitu juga isi lemari. “Sejak kemarin sudah 11 kali kami merasakan gempa dan yang paling kuat yang pukul 4 pagi tadi,” katanya.
Hingga kini ribuan warga Pulau Pagai mengungsi di tempat-tempat pengungsian yang jauh dari pantai.
Febrianti