TEMPO Interaktif, Bekasi:
Minggu, 20 Januari 2008 | 17:02 WIB
Sejumlah 60 siswa sekolah menengah atas (SMA) Kota dan Kabupaten Bekasi, dilibatkan mengolah sampah menjadi pupuk organik (kompos).
Program pengolahan sampah menjadi kompos itu mulai dilakukan hari ini lewat Seminar dan Lokakarya Pemanasan Global, Himpunan Pelajar Kota Patriot, di Islamic Center, Jalan A Yani, Kota Bekasi.
Hadir selaku instruktur Duta Lingkungan Valerina Daniel; Sismita, Kepala Sub Divisi Kampanye Kementrian Negara Lingkungan Hidup; dan Maria Purwanto, Kelompok Pemerhati Peduli Lingkungan Hidup (Pepuli).
Puluhan siswa tersebut diajari metode mengolah sampah menjadi pupuk. Langkah pertama, memisahkan sampah organik dan non organik. Sampah organik dicacah atau dihancurkan, kemudian difermentasi selama 1-3 minggu. Adapun sampah non organik didaur ulang menjadi kerajinan tangan. “Caranya sangat mudah,” kata Maria.
Menurut catatan lembaga donor Environment Community Union (ECU) sampah di Kota Bekasi sudah sampai pada tahap mengkhawatirkan. Setiap hari jumlah sampah yang dibuang mencapai 800 ton per hari. Sampah tersebut berasal dari 11 pasar, perumahan, industri, rumah sakit, dan sekolah.
Hamluddin
Minggu, 20 Januari 2008 | 17:02 WIB
Sejumlah 60 siswa sekolah menengah atas (SMA) Kota dan Kabupaten Bekasi, dilibatkan mengolah sampah menjadi pupuk organik (kompos).
Program pengolahan sampah menjadi kompos itu mulai dilakukan hari ini lewat Seminar dan Lokakarya Pemanasan Global, Himpunan Pelajar Kota Patriot, di Islamic Center, Jalan A Yani, Kota Bekasi.
Hadir selaku instruktur Duta Lingkungan Valerina Daniel; Sismita, Kepala Sub Divisi Kampanye Kementrian Negara Lingkungan Hidup; dan Maria Purwanto, Kelompok Pemerhati Peduli Lingkungan Hidup (Pepuli).
Puluhan siswa tersebut diajari metode mengolah sampah menjadi pupuk. Langkah pertama, memisahkan sampah organik dan non organik. Sampah organik dicacah atau dihancurkan, kemudian difermentasi selama 1-3 minggu. Adapun sampah non organik didaur ulang menjadi kerajinan tangan. “Caranya sangat mudah,” kata Maria.
Menurut catatan lembaga donor Environment Community Union (ECU) sampah di Kota Bekasi sudah sampai pada tahap mengkhawatirkan. Setiap hari jumlah sampah yang dibuang mencapai 800 ton per hari. Sampah tersebut berasal dari 11 pasar, perumahan, industri, rumah sakit, dan sekolah.
Hamluddin