Tiga Kecamatan di Ngawi Terendam Banjir
Senin, 10 Mar 2008 | 11:24 WIB
TEMPO Interaktif, Ngawi:Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, selama sepuluh jam membuat tiga kecamatan di wilayah itu terendam banjir dengan ketinggian 60-100 sentimeter pada Senin (10/3). Banjir merendam Kecamatan Kwadungan, Ngawi dan Kedunggalar.
Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Madiun itu menyebabkan ratusan rumah terendam air, tanaman padi siap panen rusak dan sejumlah jalur transportasi tergenang air. Bahkan beberapa sekolah terpaksa diliburkan karena gedung sekolah terendam banjir.
Kepala Sie Perlindungan Masyarakat Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Ngawi, Soewito, mengatakan telah menyediakan 17 perahu karet untuk menangani korban banjir. "Banjir belum terlalu besar, saat ini hanya dua perahu karet yang dioperasionalkan," katanya pada Tempo, Senin (10/3).
Menurut dia, posko pengungsian belum dibutuhkan karena warga juga belum mengungsi. "Kita masih melakukan pendataan berapa rumah warga yang terendam banjir," ujarnya.
Dalam menghadapi bencana banjir, kendala yang dihadapi adalah jalur transportasi yang terputus dan rusak karena tergenang air. "Hingga saat ini jalur transportasi masih lancar," ujarnya.
Banjir juga melanda delapan desa di Kecamatan Kartoharjo, Magetan, hingga ketinggian 30 hingga 50 sentimeter. Daerah itu adalah Desa Jajar, Ngelang, Sukowidi, Pencol, Kartoharjo, Gunungan, Karangmojo, Jeruk.
"Warga memilih bertahan di rumah masing-masing," kata Kepala Desa Jajar, Eko Supriyanto. Banjir di wilayah ini akibat luapan Sungai Ulo dan Watu, anak Sungai Bengawan Solo.
Sementara Kabupaten Madiun juga tidak terlepas dari bencana banjir. Ratusan rumah di dua kecamatan, yaitu Balerejo dan Madiun, juga terendam air dengan ketinggian 1 meter.
DINI MAWUNTYAS
sumber :
http://www.tempointeraktif.com/read.php?NyJ=cmVhZA==&MnYj=MTE4ODkx
Senin, 10 Mar 2008 | 11:24 WIB
TEMPO Interaktif, Ngawi:Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, selama sepuluh jam membuat tiga kecamatan di wilayah itu terendam banjir dengan ketinggian 60-100 sentimeter pada Senin (10/3). Banjir merendam Kecamatan Kwadungan, Ngawi dan Kedunggalar.
Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Madiun itu menyebabkan ratusan rumah terendam air, tanaman padi siap panen rusak dan sejumlah jalur transportasi tergenang air. Bahkan beberapa sekolah terpaksa diliburkan karena gedung sekolah terendam banjir.
Kepala Sie Perlindungan Masyarakat Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Ngawi, Soewito, mengatakan telah menyediakan 17 perahu karet untuk menangani korban banjir. "Banjir belum terlalu besar, saat ini hanya dua perahu karet yang dioperasionalkan," katanya pada Tempo, Senin (10/3).
Menurut dia, posko pengungsian belum dibutuhkan karena warga juga belum mengungsi. "Kita masih melakukan pendataan berapa rumah warga yang terendam banjir," ujarnya.
Dalam menghadapi bencana banjir, kendala yang dihadapi adalah jalur transportasi yang terputus dan rusak karena tergenang air. "Hingga saat ini jalur transportasi masih lancar," ujarnya.
Banjir juga melanda delapan desa di Kecamatan Kartoharjo, Magetan, hingga ketinggian 30 hingga 50 sentimeter. Daerah itu adalah Desa Jajar, Ngelang, Sukowidi, Pencol, Kartoharjo, Gunungan, Karangmojo, Jeruk.
"Warga memilih bertahan di rumah masing-masing," kata Kepala Desa Jajar, Eko Supriyanto. Banjir di wilayah ini akibat luapan Sungai Ulo dan Watu, anak Sungai Bengawan Solo.
Sementara Kabupaten Madiun juga tidak terlepas dari bencana banjir. Ratusan rumah di dua kecamatan, yaitu Balerejo dan Madiun, juga terendam air dengan ketinggian 1 meter.
DINI MAWUNTYAS
sumber :
http://www.tempointeraktif.com/read.php?NyJ=cmVhZA==&MnYj=MTE4ODkx